Bisnis.com, JAKARTA - Masalah pada tiroid dapat menurunkan produktivitas dan kualitas hidup.
Oleh karenanya, penting bagi masyarakat untuk melakukan deteksi dini serta mendapatkan penanganan yang tepat terhadap masalah tiroid.
Kelenjar tiroid merupakan kelenjar yang berfungsi memproduksi hormon-hormon yang berperan dalam mengontrol proses metabolisme tubuh seperti, antara lain mengatur suhu tubuh, mengontrol penyerapan nutrisi dan penggunaan energi, mengatur reproduksi, mengoptimalkan perkembangan otak dan sistem saraf, mengatur tekanan darah dan denyut jantung.
Sayangnya, masalah tiroid ini kadang terabaikan karena masalah gejalanya yang tidak jelas. Padahal, jika tidak terdeteksi dan ditangani sejak dini, kelainan tiroid bisa disembuhkan dengan cepat.
dr. Rochsismandoko, Sp.PD, KEMD, FINASIM, FACE, dokter spesialis penyakit dalam yang mendalami sub spesialisasi endokrin dan penyakit metabolik dari Bethsaida Hospital, penting untuk masyarakat memahami bahwa gangguan tiroid sering kali tidak menunjukkan gejala khusus, sehingga pemeriksaan dan deteksi dini menjadi sangat krusial.
"Dengan penanganan yang tepat, pasien dapat terhindar dari komplikasi serius yang menurunkan produktivitas dan kualitas hidup.” ujarnya.
Masalah tiroid dapat digolongkan menjadi tiga bagian yaitu, perubahan ukuran atau bentuk tiroid yang biasa dikenal dengan gondok, gangguan fungsi hormon tiroid atau kombinasi dari gangguan bentuk dan gangguan fungsi hormon tiroid.
Perubahan ukuran tiroid yang sering dikenal sebagai gondok dibagi menjadi dua yaitu benjolan jinak dan ganas. Sedangkan gangguan fungsi hormon dibagi menjadi hipertiroid (kelebihan hormon) dan hipotiroid (kekurangan hormon).
Gejala Hipertiroid meliputi:
● Gemetar, gelisah, mata melotot
● Penurunan berat badan meski banyak makan
● Gangguan tidur, rasa lelah, jantung berdebar-debar
● Intoleransi panas, diare, dan gangguan menstruasi
● Otot lemah, rasa cemas, nadi cepat, kelenjar gondok membesar
Gejala Hipotiroid meliputi:
● Mudah lelah, peningkatan berat badan, pelupa
● Sulit berkonsentrasi, rambut rontok, kulit kering
● Intoleransi dingin, kolesterol tinggi, mata sembab
● Denyut jantung melemah, suara parau, siklus menstruasi tidak teratur
dr. Rochsismandoko mengatakan salah satu untuk mengetahui masalah tiroid adalah memeriksakan diri ke dokter.
Mulai dari penegakan diagnosa, terapi khusus, hingga penanganan secara komprehensif. Tidak sedikit diantara masyarakat yang menghindari rumah sakit untuk penanganan benjolan tiroid. Hal ini disebabkan oleh pemahaman bahwa benjolan tiroid harus dioperasi dan kemudian diikuti oleh konsumsi obat seumur hidup.
"Di Bethsaida Hospital kami telah memiliki layanan Endocrine, Metabolic & Thyroid Center yang salah satu pelayanannya memberikan perhatian khusus terhadap penyakit tiroid ini," ujarnya.
Pengobatan tiroid
Umumnya pengobatan tiroid dengan operasi. dr. Rochsismandoko mengatakan sekarang untuk pembesaran kelenjar tiroid jinak bisa dilakukan tindakan minimal invasif yang tanpa operasi. Tindakan ini disebut juga sebagai Radio Frequency Ablation dimana metode ini digunakan untuk memperkecil ukuran sampai menghilangkan tonjolan (nodul) tiroid.
Tindakan RFA ini akan melibatkan sebuah elektroda yang dimasukkan ke dalam leher dengan bantuan USG sampai mencapai tumor di dalam kelenjar tiroid, kemudian sebuah generator listrik akan dinyalakan untuk mengalirkan energi termal untuk merusak struktur tumor. Tentu prosedur ini akan menggunakan anastesi lokal sehingga pasien merasa aman & nyaman selama menjalani prosedur.
Pada umumnya prosedur Radio Frequency Ablation ini akan memakan waktu hanya 30 menit sampai 1 jam dengan kelebihan secara biaya lebih murah dan pasien tidak akan memiliki luka bekas sayatan operasi. Tindakan ini juga pada umumnya tidak menimbulkan rasa sakit baik saat dilakukan prosedur ataupun sesudahnya.Setelah menjalani prosedur RFA ini, dokter akan melakukan observasi selama 10-12 jam.
Selain itu, prosedur ini tidak memiliki banyak persyaratan namun biasanya pasien akan disarankan untuk melakukan pemeriksaan darah terlebih dahulu.