Bisnis.com, JAKARTA - Masih dalam pekan Hari Pneumonia Dunia, penting untuk menyadari bahwa pneumonia adalah salah satu penyakit mematikan, yang tak hanya menyerang anak-anak tapi juga orang dewasa.
Pneumonia atau sering disebut sebagai radang paru atau "paru-paru basah" merupakan salah satu penyakit pernapasan yang paling mematikan di dunia', dan menjadi tantangan kesehatan di Indonesia.
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri Streptococcus pneumoniae yang biasanya hidup di saluran pernapasan bagian atas dan dapat menyebar melalui percikan air liur atau dahak saat penderita batuk. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja, tanpa memandang usia atau status kesehatan.
Di Indonesia, pneumonia termasuk dalam 10 penyebab utama kematian, terutama pada kelompok rentan seperti bayi dan anak-anak di bawah 5 tahun.
Data Profil Kesehatan 2022 menyebutkan bahwa pneumonia merupakan penyebab kematian terbesar pada post-neonatal (29 hari-11 bulan) yaitu sebesar 15,3% dan pada balita kelompok usia 12-59 bulan (12,5%).
Namun, selain anak-anak, orang dewasa juga memiliki risiko tinggi terhadap pneumonia. Data Riskesdas Indonesia pada 2018 menunjukkan bahwa prevalensi pneumonia meningkat seiring bertambahnya usia, dengan 2,5% pada kelompok usia 55-64 tahun, 3,0% pada kelompok usia 65-74 tahun, dan 2,9% pada usia 75 tahun ke atas.
Mengingat pneumonia dapat menyerang segala usia termasuk orang dewasa, Ketua Satuan Tugas (Satgas) Vaksinasi Dewasa Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Dr. dr. Sukamto Koesnoe, menjelaskan bahwa pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi yang bersifat serius, khususnya pada populasi usia lanjut dan pasien dengan kondisi komorbid.
Berdasarkan data Riskesdas Indonesia 2018 menunjukkan bahwa penderita pneumonia meningkat seiring dengan bertambahnya usia.
Adapun, pasien yang sudah terinfeksi pneumonia dan memerlukan perawatan di rumah sakit rata-rata menjalani perawatan selama 12 hari, dengan 14% diantaranya memerlukan perawatan di ICU.
Dr. Sukamto menyebutkan, ada berbagai faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya pneumonia pada dewasa, seperti faktor umur, pekerjaan, gaya hidup, dan kondisi kesehatan.
"Risiko pneumonia juga semakin tinggi apabila sebelumnya pasien sudah memiliki penyakit kronis," jelas Dr. Sukamto saat bertemu media, Senin (18/11/2024).
Bakteri pneumokokus yang merupakan salah satu penyebab pneumonia dapat menyerang seluruh kelompok usia dewasa. Hal ini bisa disebabkan oleh melemahnya daya tahan tubuh seiring pertambahan usia.
"Oleh sebab itu, setiap orang dewasa perlu menjalani vaksinasi guna melindungi diri dari risiko pneumonia, sehingga dapat membantu mengurangi risiko rawat inap, biaya pengobatan yang tinggi, dan komplikasi yang mungkin timbul akibat pneumonia," lanjut Dr. Sukamto.
Dia juga menekankan bahwa perekonomian negara dapat memperoleh manfaat besar dari peningkatan penerimaan imunisasi di semua kelompok umur.
"Imunisasi merupakan salah satu intervensi kesehatan masyarakat yang paling hemat biaya yang kita miliki," ujarnya.
Berdasarkan studi /International Longevity Centre UK setiap US$1 (Rp16.000) yang diinvestasikan dalam imunisasi pneumonia dewasa, dapat menghasilkan US$19 (Rp 300.000) kembali ke sistem kesehatan dan masyarakat, yang tentunya melampaui pengeluaran untuk perawatan pneumonia.
Selain orang dewasa dalam kategori usia lanjut, kelompok produktif (18-65 tahun) juga memiliki risiko terhadap penyakit pneumonia. Faktor seperti paparan polusi udara pada lingkungan kerja dapat meningkatkan risiko pneumonia pada usia produktif.
Pada kondisi pneumonia berat, pasien diharuskan untuk dirawat inap. Audi Lumbantoruan, Chairman of Human Resources and Business Technology Innovation (HRBTI) mengungkapkan, hal ini mengakibatkan produktivitas menurun, tak hanya pada penderitanya, tapi juga pada perusahaan tempat bekerja karena karyawan harus mengambil lebih banyak hari untuk absen, sehingga karyawan kehilangan kesempatan untuk bekerja dengan maksimal.
Audi menekankan bahwa kesehatan karyawan merupakan tanggung jawab seluruh pemangku kepentingan di perusahaan, termasuk dalam membangun lingkungan kerja yang sehat dan tempat kerja yang steril dari ancaman penyakit, termasuk pneumonia.
"Beberapa yang bisa dilakukan di antaranya adalah melalui inisiatif program vaksinasi pneumonia, serta edukasi rutin untuk karyawan dan pimpinan perusahaan terkait manfaat vaksin pneumonia bagi kesehatan," imbuhnya.