Bisnis.com, JAKARTA -- Menteri Kebudayaan Fadli Zon memaparkan sederet program kerja untuk memajukan kebudayaan Indonesia di domestik maupun di kancah global.
Dalam paparan programnya di Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi X DPR RI pada Rabu (6/11/2024), Fadli memaparkan akan menjalankan program di dalam Badan Layanan Umum Museum dan Cagar Budaya (BLUMCB), untuk mengembangkan museum baik milik negara, milik daerah, maupun swasta.
Fadli menyebutkan, saat ini sudah ada 18 museum dan 32 cagar budaya yang tercatat dalam BLU MCB, termasuk di dalamnya juga ada Candi Borobudur Candi Prambanan dan lain-lain.
Lebih lanjut, Kementerian Kebudayaan akan melakukan kajian revitalisasi serta ingin mendigitalisasi koleksi-koleksi yang ada di museum.
"Kajian ini nanti membahas bagaimana ada standarisasi terhadap museum, baik museum milik pemerintah, provinsi, maupun museum-museum milik swasta, dan perorangan dan mendigitalisasi koleksi yang ada di museum dengan narasi-narasi yang ada, dan repatriasi benda bersejarah atau cagar budaya," jelasnya.
Selain melakukan revitalisasi, digitalisasi, dan rencana repatriasi dari aset-aset budaya yang masih ada di tangan negara lain, Fadli juga ingin membentuk sederet museum baru, di antaranya museum musik, museum sastra, museum sejarah Islam, dan museum anak Indonesia.
"Karena tidak ada museum musik sekarang ini, kecuali yang swasta di Jawa Timur ya, tapi dalam skala nasional harapannya itu nanti bisa menampung karya dan artefak-artefak baik itu lokananta maupun yang lain-lain, baik dalam bentuk vinyl, dan juga kaset-kaset, dan sebagainya, karena ini juga harta karun dan di sini banyak musisi," ungkapnya.
Kedua, adalah membangun Museum Sastra. Fadli mengungkap, museum ini sudah mulai dirintis meskipun tidak melalui APBN, melainkan hasil kerjasama dengan komunitas.
Dalam museum sastra nantinya akan ada artefak dari para penulis, penyair, mesin tiknya, kacamata, tulisan-tulisan tangannya, puisi-puisi, dan drama-dramanya.
"Saat ini karya dari Asrul Sani dan lain-lain sudah berada di situ," imbuhnya.
Ketiga, museum PDRI (Pemerintahan Darurat Republik Indonesia) yang sebenarnya sudah ada tapi lama belum berfungsi di bawah Kemendikbudristek.
"Kita akan mencoba untuk meresmikan ini supaya bisa berjalan, karena ini juga rencananya ini juga kerja sama dengan 7 Kementerian lembaga. Nanti ada Kementerian Pertahanan dan lain-lain. Tapi ini bisa menjadi kick-off," jelasnya.
Keempat, museum peradaban Islam, melihat Indonesia sebagai negara muslim yang terbesar di dunia.
"Museum ini nanti untuk menjelaskan bagaimana masuknya Islam ke Indonesia, karena ini agak unik dan khas, dan juga kisah-kisah kerajaan-kerajaan, kesultanan-kesultanan dari Samudera Pasai, Demak, Cirebon, Walisongo, dan lain-lainnya belum ada. Akulturasi Budaya dengan budaya-budaya sebelumnya, ada wayang, keris ini menarik, jadi ini saya kira kita juga perlu adakan, bekerja sama dengan komunitas, private sector, dan bahkan internasional," ujarnya.
Terakhir, membangun museum anak Indonesia, sebagai salah satu amanat dari Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK), untuk menunjukkan budaya Indonesia lewat permainan-permainan tradisional dan lain-lain.