Obat-obatan antibiotik/Boldsky
Health

Angka Kematian Karena Resistansi Antibiotik Bisa Tembus 10 Juta Orang

Novita Sari Simamora
Rabu, 21 Agustus 2024 - 17:24
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - World Health Organization (WHO) memprediksikan angka kematian karena resisten antibiotik bisa menembus 10 juta pada 2050.

Kematian karena resistansi antibiotik dalam tren meningkat, karena kesalahan dalam penggunaan antibiotik. Selain itu, masih banyaknya masyarakat yang membeli dan mengonsumsi antibiotik berdasarkan dengan resep lama.

Wakil Menteri Kesehatan Indonesia Dante Saksono Harbuwono mengatakan peluncuran Stranas Pengendalian Resistansi Antimikroba merupakan momen penting untuk belajar dari kesalahan masa lalu dan berkomitmen dalam upaya pencegahan resistansi antimikroba (AMR)

Stranas ini memiliki tiga landasan utama, yakni tata kelola efektif, informasi strategis, serta sistem evaluasi eksternal.  

“Stranas ini dibangun dengan empat pilar penting, yaitu pencegahan penyakit infeksi, akses terhadap layanan kesehatan esensial, diagnosis tepat waktu dan akurat, serta pengobatan yang tepat dan terjamin kualitasnya,” dikutip dari siaran resmi, Rabu (21/8/2024).

Sebelumnya, pemerintah telah melakukan koordinasi lintas sektor dalam penanganan kasus AMR di Indonesia, dengan mengacu pada Permenko PMK Nomor 07 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pengendalian Resistensi Antimikroba periode 2020-2024.  

Untuk menekan angka kematian akibat resistansi antimikroba (AMR), maka Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan World Health Organization (WHO) meluncurkan Strategi Nasional Pengendalian Resistansi Antimikroba periode 2025-2029.

Dante Saksono berharap peluncuran Stranas Pengendalian Resistansi Antimikroba menjadi harapan untuk menyelamatkan jutaan orang pada masa mendatang. 

Sementara itu, Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Azhar Jaya mengungkapkan, secara global pada 2019, ada 1,27 juta kematian disebabkan oleh AMR. Angka ini diproyeksikan terus meningkat dan pada 2050 diperkirakan akan menyebabkan 10 juta kematian. 

Strategi nasional ini merupakan upaya preventif untuk mengatasi peningkatan kasus kematian akibat AMR yang menjadi ancaman global.

“Kalau ini tidak dihandle dengan baik, bisa menimbulkan permasalahan terutama di Indonesia,” ujar Azhar. 

Stranas Pengendalian Resistansi Antimikroba memuat 14 intervensi utama. Stranas ini akan digunakan sebagai bahan masukan untuk menyusun rencana aksi nasional pengendalian AMR lintas sektor periode 2025–2029. 

Plt. Team Lead untuk Sistem Kesehatan WHO, Prof. Roderick Salenga, mengatakan peluncuran Stranas Pengendalian Resistansi Antimikroba ini berdasarkan pada pendekatan berorientasi pada manusia WHO. 

“Pendekatan ini akan menjawab langsung hambatan-hambatan yang dihadapi orang-orang saat mengakses layanan kesehatan untuk mencegah, mendiagnosis, dan mengobati infeksi, termasuk infeksi yang resistan terhadap obat,” kata Prof. Salenga. 

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro