Bisnis.com, JAKARTA – Konser musik Taylor Swift di Austria terpaksa dibatalkan karena adanya ancaman teroris.
Ancaman ini mengubah kesan menonton konser musik dimana yang seharusnya menjadi tempat bagi banyak orang untuk bersenang-senang dan melepas penat, menjadi muncul rasa ketakutan.
Ternyata, bukan hanya konser musik Taylor Swift yang pernah kena ancaman teroris. Nasib yang sama juga menimpa musisi lainnya
Berikut adalah deretan konser yang pernah terkena ancaman teroris:
1. Taylor Swift, 2024
Dilansir dari BBC, tiga konser Taylor Swift di Wina dibatalkan setelah adanya ancaman keamanan. Konser yang merupakan bagian dari Swift's Eras tour tersebut seharusnya diadakan di Stadion Ernst Happel. Namun, konser harus dibatalkan setelah dua orang ditangkap atas dugaan perencanaan serangan sehari sebelum konser.
Dua orang tersebut diduga merupakan bagian dari kelompok ISIS, yang menargetkan acara-acara besar di ibu kota Austria, Wina. Menurut Direktur Jenderal Keamanan Publik Austria, Franz Ruf, keduanya teradikalisasi melalui internet.
Kepala polisi di Wina, Gerhard Pürstl, mengatakan bahwa konser tersebut tadinya akan dihadiri oleh 65.000 orang per hari, begitu pula dengan 22.000 penggemar di luar tempat berlangsungnya acara. Penyelenggara konser mengatakan bahwa semua tiket akan dikembalikan secara otomatis dalam 10 hari ke depan.
2. Ariana Grande, 2017
Tidak seberuntung Taylor Swift, Ariana Grande harus menelan pil pahit dari serangan teroris terhadap konsernya. Pada 2017 lalu, Ariana Grande mengadakan konser di Manchester, Inggris. Namun, semuanya menjadi kelam saat terjadi serangan bom bunuh diri yang menewaskan 23 orang dan melukai puluhan orang lainnya.
Dilansir dari Al Jazeera, sebuah alat peledak rakitan meledak pada saat ribuan penggemar keluar dari Manchester Arena setelah konser berakhir. Ledakan mematikan itu menimbulkan kekacauan dan kepanikan di antara para penonton konser. Sedikitnya, 12 dari 59 korban yang dibawa ke rumah sakit merupakan anak-anak. Kelompok bersenjata ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.
3. Ansbach Open Music Festival, 2016
Dilansir dari Politico, seorang migran Suriah meledakkan bom di luar sebuah bar di Kota Ansbach, Bavaria. Pria tersebut meledakkan bom setelah dirinya ditolak untuk memasuki Ansbach Open Music Festival lantaran tidak memiliki tiket. Insiden tersebut menewaskan pelaku dan melukai dua belas orang lainnya.
Pihak berwenang meyakini bahwa pelaku tersebut sebenarnya menargetkan festival musik yang sedang berlangsung. Terdapat kemungkinan bahwa serangan itu dimotivasi oleh kelompok ekstremisme. Insiden ini menjadi serangan yang ketiga di Bavaria dalam seminggu, setelah sebelumnya terdapat penembakan massal di Munich dan penyerangan penumpang kereta oleh seorang remaja berkapak.
4. Eagles of Death Metal, 2015
Band rock Amerika, Eagles of Death Metal, mengadakan konser di Bataclan pada tahun 2015. Serangan penembakan massal terhadap konser yang tiketnya terjual habis tersebut diklaim oleh ISIS pada 13 November 2015.
Dilansir dari The Guardian, vokalis band tersebut, Jesse Hughes, langsung mengenali suara tembakan ketika tiga pria bersenjata dengan rompi bunuh diri menyerbu pertunjukan tersebut. Band tersebut melarikan diri melalui pintu samping.
Sebanyak 130 orang tewas dan lebih dari 400 orang terluka dalam rangkaian teror tersebut, termasuk pengeboman bunuh diri dan penembakan massal yang terjadi di seluruh ibu kota Prancis.