Bisnis.com, JAKARTA - Bagi kebanyakan wanita, masa pasca-kehamilan adalah perjalanan yang sulit, mulai dari menghadapi pengalaman unik hingga gejolak hormon.
Faktanya, setelah kehamilan, seorang wanita mengalami salah satu fluktuasi hormon yang paling drastis, karena kadar estrogen dan progesteron turun drastis, sehingga menyebabkan perubahan signifikan pada kesehatan fisik dan emosional Anda.
Dilansir dari timesofindina
Setelah hamil, banyak wanita yang merasa mudah tersinggung, frustrasi, jengkel, atau marah. Hal ini dapat dikaitkan dengan penurunan kadar progesteron setelah melahirkan.
Progesteron adalah hormon kunci selama kehamilan, menenangkan otak. Namun, setelah kehamilan, kadarnya turun secara signifikan, yang menyebabkan ketidakseimbangan sementara dan perubahan suasana hati.
Namun, begitu Anda melanjutkan siklus menstruasi normal, tubuh Anda akan mulai memproduksi progesteron lagi, memulihkan keseimbangan normal suasana hati Anda.
Gejala depresi
Menurut Dr. Nitika Sobti, Ginekolog & Ahli Obstetri, Direktur Cloudnine Hospital Gurugram, sekitar 25% wanita mungkin mengalami depresi yang lebih parah, yang dikenal sebagai depresi pascapersalinan.
Banyak ibu baru (50-80%) juga mengalami "baby blues", yaitu perubahan suasana hati ringan dan jangka pendek yang biasanya terjadi pada minggu pertama setelah melahirkan.
Gejala seperti kesedihan, perasaan sedih, atau sedih, dan kesulitan menjalin ikatan dengan bayi, sehingga menimbulkan perasaan bersalah, sering terjadi setelah kehamilan.
Hal ini biasanya disebabkan oleh turunnya kadar hormon estradiol dan serotonin setelah kehamilan untuk mendukung pemberian ASI. Penurunan ini dikaitkan dengan perubahan suasana hati yang signifikan, sehingga membuat ibu baru rentan secara emosional.”
Berikut ciri-ciri perempuan mengalami ketidakseimbangan hormon pasca melahirkan
1. Kelelahan kronis
Energi rendah pasca kehamilan cenderung berlangsung lebih lama dan terkadang menjadi bagian dari kehidupan Anda sehari-hari. Hal ini menimbulkan rasa lelah dan Anda merasa kewalahan dengan tugas-tugas rutin, yang juga berdampak buruk pada kesehatan mental Anda.
2. Kenaikan atau penurunan berat badan yang tidak biasa
Sangatlah normal bagi Anda untuk mempertahankan tinggi badan yang sehat setelah hamil. Namun, pada beberapa wanita, stres dan kelelahan dapat mempersulit penurunan berat badan yang diperoleh selama kehamilan, atau bahkan kebalikan dari penurunan berat badan secara cepat. Apa pun yang terjadi, hal ini bisa menunjukkan adanya ketidakseimbangan hormon tiroid yang perlu diatasi.
3. Siklus menstruasi tidak teratur
Bagi sebagian wanita, siklus menstruasi kembali normal dalam beberapa bulan hingga satu tahun. Hal ini terutama berlaku bagi ibu menyusui. Namun jika menstruasi tidak kembali atau tidak teratur, itu pertanda adanya ketidakseimbangan hormonal dan Anda perlu berkonsultasi dengan dokter untuk mendiagnosisnya.
Meskipun tanda-tanda ketidakseimbangan hormon mungkin sulit dideteksi karena segala sesuatunya baru dan unik untuk Anda pahami. Namun, mengenali tanda-tanda ini dan membedakan pengalaman “normal” dari “tidak normal” sangat penting untuk kesejahteraan Anda secara keseluruhan dan juga kesehatan bayi Anda.