Bisnis.com, SOLO - Tingginya angka kematian akibat kanker serviks mendorong Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mewajibkan vaksin human papilloma virus atau HPV untuk mencegah kanker serviks pada perempuan mulai 2023.
Pihaknya pun memastikan, vaksin tersebut akan digratiskan bagi masyarakat Indonesia dan menyasar masyarakat di segala usia, terutama yang memasuki usia dewasa muda.
“Gratis. Semua vaksin yang masuk program pemerintah itu dipastikan tidak usah bayar,” ucap Budi Gunadi Sadikin.
Berkaitan dengan itu, berikut sederet fakta seputar vaksin kanker serviks atau HPV:
1. Jenis vaksin
Ada beberapa jenis vaksin kanker serviks yang tersedia di Indonesia, yakni bivalen dan tetravalen. Vaksin bivalen mengandung 2 tipe virus HPV, yaitu tipe 16 dan 18 yang dapat mencegah terjadinya kanker leher rahim.
Sementara itu, jenis tetravalen berisikan 4 tipe virus HPV, yakni 6, 11, 16, dan 18 yang berguna untuk mencegah kanker serviks atau leher rahim, sekaligus kutil kelamin.
2. Usia penerima
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menjadwalkan pemberian imunisasi HPV pada usia 9-14 tahun. Sementara itu, pada mereka yang berusia di atas 15 tahun dan belum mendapat imunisasi HPV, maka perlu mendapat 3 kali suntikan vaksin dengan jeda 0, 1, 6 bulan.
3. Efek samping
Seperti vaksin lain, vaksin ini dapat menimbulkan efek samping yang bersifat sementara dan hampir selalu ringan, seperti nyeri di tempat suntikan, demam ringan, pusing, dan kelelahan.
4. Harga
Jika tidak mendapat subsidi dari pemerintah, biaya imunisasi HPV bisa dibilang tergolong mahal. Dikutip dari alodokter.com, di rumah sakit swasta di Indonesia biaya vaksinasi HPV mulai dari Rp750.000-Rp1,3 juta per kali suntik.