Bisnis.com, JOGJA - Sebanyak 63 hotel dan restoran di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mulai beroperasi dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19.
Data Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Provinsi DIY menyebutkan saat ini ada sekitar 400 hotel dan restoran anggota asosiasi itu. Dengan demikian yang beroperasi baru sekitar 16 persen.
Deddy Pranowo Eryono, Ketua PHRI DIY, mengatakan 63 hotel dan restoran itu siap menjalankan sejumlah protokol kesehatan dalam pembukaan hotel dan restoran di Jogja. Sejumlah protokol kesehatan mulai disiapkan seperti pembatasan tamu di kolam renang.
Menurut dia, selama pandemi hotel dan restoran berpedoman pada aturan yang dikeluarkan oleh PHRI BPD DIY. Deddy mewajibkan hotel dan restoran yang membuka usaha untuk menyiapkan segala protokol kesehatan dari infrastruktur hingga SDM. Meski demikian jumlah hotel dan restoran yang masih buka saat ini terbilang sedikit.
"Dari 400 hotel dan restoran [yang tergabung dalam PHRI] yang sudah buka baru 63," ujarnya, seperti dilaporkan Harianjogja.com, Kamis (25/6/2020).
Salah satu aturan yang diterapkan adalah pembatasan tamu dalam kolam renang. Dikatakan Deddy jumlah tamu dalam kolam renang dibatasi maksimal tujuh orang. Itu pun tidak boleh berkerumun.
"Kandungan klorinnya agak ditambah, kalau tidak boleh meludah apalagi pipis itu jelas sudah dilarang sejak dulu," jelasnya.
Aturan lainnya menyangkut alur kedatangan tamu, proses check in, menuju kamar, restoran dalam hotel, dapur, juga disimulasikan. Usaha hotel pun telah menerapkan kode QR. Kedepannya Deddy berharap kode QR bisa terhubung dengan informasi mengenai fasilitas kesehatan terdekat serta informasi terkait destinasi yang ada di Jogja.
Menurut keterangan Deddy jumlah pengunjung hotel berbintang mengalami naik turun. Paling tinggi pada Sabtu malam pekan lalu, kenaikan pengunjung hotel berbintang mencapai 35 persen. Sementara untuk berbintang mengalami kenaikan 5-10 persen. "Mayoritas tamu dari DIY meski ada wilayah sekitar DIY seperti Jawa Tengah, atau pun dari luar pulau seperti Lampung, Bali, hingga Kalimantan," terang Deddy.
"Kami menyambut baik simulasi ini, kami ingin ada kepercayaan orang [wisatawan] yang mau ke Jogja, bahwasanya Jogja itu bersih, aman dan, sehat," jelasnya.
Meski diakui Deddy pemenuhan protokol kesehatan Covid-19 di hotel memerlukan biaya yang tinggi. Sementara harga sewa kamar hotel cenderung rendah, bahkan harga akhir pekan (Jumat, Sabtu, dan Minggu) menggunakan harga promosi yang lebih murah dari hari biasa.
"Kami sekarang hanya branding bahwasanya di DIY ada hotel dan restoran yang masih buka serta siap menerima tamu dengan protokol kesehatan," tegasnya.