Bisnis.com, JAKARTA - Kepedulian terhadap lingkungan tengah digencarkan semua pihak, tak terkecuali oleh industri fesyen.
Product Development Division Indonesian Fashion Chamber Yufie S.S. Kartaatmaja mengatakan ada 5 faktor yang mendukung strategi pelestarian lingkungan oleh kalangan industri fesyen.
Faktor-faktor itu meliputi material, produksi, distribusi, penggunaan oleh konsumen, dan disposal. Dari seluruh faktor ini, beberapa strategi yang menjadi benang merah antara lain penggunaan bahan-bahan yang terbarukan dan mudah diurai, minim atau hemat energi, daur ulang, desain hingga bahan baku multifungsi.
"Sustainable fashion adalah sebuah pola pikir bertanggung jawab dengan mempertimbangkan dampak lingkungan, sosial dan ekonomi pada keseluruhan daur hidup produk mulai dari tahap praproduksi, proses produksi, distribusi dan pasca produksi,” ujar Yufie dikutip dari siaran pers, Sabtu (22/2/2020).
Salah satu desainer yang terus berusaha berinovasi menciptakan produk fashion yang lebih ramah lingkungan dari waktu ke waktu adalah Rosie Rahmadi. Koleksi ramah lingkungan Rosie Rahmadi berhasil diwujudkan melalui kerja sama dengan Asia Pacific Rayon (APR) yang merupakan produsen serat rayo atau viscose terintegrasi pertama di Asia.
Melalui kolaborasi dengan APR, Rosie Rahmadi berhasil menciptakan karya yang lesswaste dengan menggunakan material berserat natural sehingga bersifat biodegradable (bisa terurai) yang sepenuhnya dapat kembali ke alam. Material yang digunakan diantaranya seperti linen dan viscose.
"Pemilihan bahan yang tepat dan selalu menjaga proses produksi adalah concern kami terkait sustainable fashion untuk ke depannya," tutur Rosie.
Diketahui kepedulian terhadap lingkungan ini disuarakan dalam Muslim Fashion Festival (Muffest) yang berlangsung di Jakarta Convention Center sejak 20 Februari hingga 23 Februari 2020.
Mengusung tema 'Fashionable People for Sustainable Planet', Muffest menekankan pada kiprah para desainer untuk semakin peduli pada fesyen yang ramah lingkungan.