Bisnis.com, JAKARTA -- Merintis usaha bersama pasangan merupakan kegiatan yang sangat menyenangkan.
Pasangan Steven dan Anita memulai usaha dengan mendirikan Zeribowl, outlet yang khusus menjual hidangan pencuci mulut di Medan.
Anita mengatakan bisnis ini bermula dari ketidaksengajaan. Saat ada bazaar dirinya menjual produk tersebut. Tak disangka, respons pembeli sangat baik sehingga usaha ini pun terus dilanjutkan.
Menurut Anita bisnis makanan pencuci mulut dipilih karena Steven pernah mengikuti kursus pembuatan “Taiwan Dessert”.
Menurut Anita sayang kalau ilmu yang didapat Steven tidak dikembangkan. Anita mengatakan Steven sebelumnya pernah punya pengalaman membuka usaha bubble tea, namun tidak berjalan lama.
“Steven sebelum pacaran sama saya sudah pernah membuat usaha minuman tetapi merugi, mungkin karena enggak pacaran dengan saya,” ujar Anita berseloroh.
Ada anggapan bahwa bisnis dengan pasangan harus siap dengan sejumlah kendala, mulai dari pengambilan keputusan yang kurang objektif hingga kelangsungan bisnis terhenti saat hubungan tidak berjalan baik. Namun, jika kendala yang muncul bisa dihadapi, hasilnya lebih dari menggembirakan.
Anita dan Steven berhasil membuktikan bahwa bisnis yang dijalankan bersama kekasih sangat menyenangkan. Mereka mampu menjawab berbagai kendala dan tantangan bisnis bersama, apalagi usaha rintisannya ini mendapat dukungan penuh dari kedua keluarga.
Awalnya, Anita dan Steven menawarkan produknya dari mulut ke mulut, termasuk dibantu oleh adiknya yang ikut mempromosikan produk Zeribowl ke teman-teman mereka.
“Keluarga yang mendorong untuk menjual karena dirasa enak sehingga pantas untuk dipasarkan,” ujar Anita.
Untuk mengembangkan bisnisnya, mereka pun mulai bergabung dengan GrabFood untuk memperluas jangkauan pasar. Apalagi Zeribowl di awal memang lebih cenderung menjual makanan untuk pesan-antar, dan bukan makan di tempat.
“Di awal saya mengerjakan semuanya, mulai dari membuatkan pesanan, sampai ikut mengantarkan pesanan. Saya ikut karena kurir pribadi hanya satu, pasti enggak bisa memenuhi permintaan konsumen,” ujar Steven.
Menurut Steven konsep pesan-antar dilakukan karena di awal masih melakukan penjualan dari rumah. Apalagi dulu masih menjalankan sistem pre-order, karena orderan masih minim. Pada awalnya, setiap hari mereka baru bisa menerima pesanan maksimal 70 porsi. Hal itu berbeda jauh dengan saat ini.
Kini pesanan bisa sampai 300 porsi untuk satu outlet. Setelah 5 tahun merintis Zeribowl. Steven dan Anita sudah memiliki 8 outlet.
“Kalau sekarang penjualan mayoritas juga melalui online, yang datang ke outlet hanya 20 persen,” ujar Steven.
Zeribowl memiliki lebih dari 50 menu pilihan, 20 menu makanan pencuci mulut dan 30 minuman. Ada menu Zeribowl Series yang bisa digabungkan dengan lemon atau susu, lalu ada bubur kacang merah yang diisi dengan topping taro ball ataupun es krim.
Menu tersebut terus diperbarui setiap tahun untuk menarik minat para konsumen baru. Anita mengatakan menu favorit yang sering menjadi incaran pembeli adalah Zeribowl Milk dengan berbagai pilihan topping.
“Zeribowl Milk adalah menu awal yang kami sediakan saat masih berjualan di rumah. Sampai sekarang masih jadi favorit juga,” ujarnya.
Anita mengakui, didukung kebiasaan pembeli yang ingin praktis dan membeli secara online, kini omzet Zeribowl meningkat hingga 40 persen.
Anita merespons dengan santai munculnya banyak produk sejenis yang dijual saat ini. Baginya, pemilihan bahan baku dengan kualitas terbaik dan topping buatan sendiri menghasilkan rasa yang berbeda dari kompetitor.
Banyaknya pesaing di lini serupa membuat Anita dan Steven semakin bersemangat melakukan pengembangan menu.
“Kami memberikan konsumen tidak hanya minuman bubble, tapi dessert dengan topping khusus untuk konsumen,”ujarnya.
Selain memperkuat dominasi di Medan, mereka juga terus memperbarui menu yang unik.
Steven menargetkan ke depan Zeribowl menjangkau kota-kota lain di Indonesia.