Ilustrasi/Linkedin
Relationship

Tips Ampuh Agar Karyawan Tidak Gampang Resign

Mia Chitra Dinisari
Rabu, 30 Januari 2019 - 13:16
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Kesetaraan dan keragaman di tempat kerja dapat mempengaruhi hubungan antara karyawan dan atasan, baik hanya satu maupun ada seratus karyawan di perusahaan.

Kesetaraan dan keragaman di tempat kerja tercapai ketika karyawan dapat menikmati reward, manfaat, peluang, dan sumber daya yang sama tanpa memandang jenis kelamin, ras, kelompok etnis, usia, agama atau perbedaan lain.

Kebijakan tempat kerja yang mendukung kesetaraan gender dan keragaman adalah faktor penting untuk mempertahankan karyawan yang berkualitas. Tingkat turnover yang tinggi tidak hanya menyebabkan hilangnya pengetahuan dan pengalaman, biaya untuk perekrutan dan pelatihan karyawan baru juga sangat tinggi.

Lalu, bagaimana meningkatkan keragaman di tempat kerja Anda? Berikut 6 hal yang dapat dilakukan perusahaan menurut Jobstreet seperti dikutip dari siaran persnya:

1. Memperluas talent pool Anda

Bisnis tidak dapat terus tumbuh jika setiap orang dalam perusahaan memiliki minat yang sama, dengan karyawan yang berpikir dan bertindak sama.

Pengusaha tidak seharusnya memilih karyawan yang dibentuk dari cetakan yang sama dan mengharapkan perusahaan untuk tumbuh di masa depan. Jika tujuan Anda adalah membangun tempat kerja yang beragam, talent pool Anda harus beragam. Perusahaan akan melihat peningkatan kreativitas karena karyawan dari latar belakang yang berbeda akan melihat masalah dengan sudut pandang yang berbeda.
 
2. Tinjaulah proses rekrutmen Anda

Untuk mengurangi prasangka dan bias dalam proses rekrutmen dan seleksi, perusahaan disarankan untuk memiliki tim wawancara dengan latar belakang dan gender yang beragam ketika mewawancarai kandidat.

Sampai batas tertentu, elemen bias (sadar dan tidak sadar) lebih jelas dalam pewawancara ketika mengevaluasi kandidat secara individu. Namun, ketika pewawancara menghadapi kandidat di dalam sebuah tim, mereka akan cenderung mengevaluasi kandidat secara adil dan obyektif, dengan lebih fokus pada kinerja dan pengalaman kerja kandidat.

Kenyataannya, bagi banyak pewawancara, biasnya begitu terasa sehingga mereka sendiri tidak menyadarinya. Perusahaan dapat menghindari hal ini dengan menyusun proses wawancara menjadi satu set kuesioner yang dirancang sebelumnya untuk menilai kandidat. Para pewawancara diharapkan untuk mengajukan serangkaian pertanyaan yang sama kepada semua kandidat untuk menghindari, misalnya pertanyaan yang bias gender.

3. Perhatikan keseimbangan kehidupan kerja dan pribadi

Perusahaan yang, sebagai contoh, mendukung kebijakan keragaman gender, menerapkan kondisi kerja yang fleksibel, memberikan dukungan dan peduli kepada karyawan beserta keluarga adalah jembatan menuju keseimbangan kehidupan kerja dan pribadi. Hal ini bisa menjadi faktor penting dalam menarik talent terbaik di industrinya. Organisasi perlu lebih fleksibel, yang memberikan karyawan (dalam hal gender) untuk memiliki kontrol lebih besar atas jadwal kerja mereka dan tidak memprioritaskan waktu di kantor dibanding kinerja.

4. Lingkungan pelatihan yang inklusif

Untuk menunjukkan praktik yang baik, perusahaan perlu menciptakan budaya dan lingkungan yang mendukung keragaman. Semua karyawan harus mendapatkan kesempatan yang sama untuk mendapat pelatihan dan pengembangan. Perusahaan dapat menunjukkan kepedulian terhadap pengembangan karier karyawan mereka dengan menyediakan sumber daya untuk bertumbuh, menyediakan coach untuk karier dan menawarkan program pengembangan yang dapat diikuti oleh semua level staf.

Selain pelatihan umum untuk semua staf, perusahaan juga dapat menawarkan kesempatan untuk melatih kembali karyawan yang berprestasi tanpa memandang jenis kelamin.
 
5. Evaluasi kinerja yang adil

Pengukuran obyektif adalah pondasi untuk proses evaluasi kinerja yang efektif. Orang yang melakukan evaluasi perlu mengesampingkan emosi, hanya mengukur substansi, bukan cara kerja, atau metode ketika melakukan penilaian; mereka harus memastikan bahwa semua karyawan diukur berdasarkan perilaku kerja mereka, bukan kepribadian. Evaluasi kinerja harus selalu diakhiri dengan memberikan takeaway yang positif. Jika karyawan dikritik terlalu asertif, atau tidak cukup tegas, perusahaan harus memantau pemberi evaluasi dan meninjau ulang penilaian tersebut.

6. Memperkecil diskriminasi gender

Untuk melindungi kesejahteraan karyawan Anda, pastikan tidak ada yang diperlakukan secara tidak adil di tempat kerja; perusahaan disarankan untuk meningkatkan kesadaran karyawan dengan mengedukasi mereka tentang diskriminasi dan mendorong karyawan untuk menghormati perbedaan satu sama lain. Praktik terbaik harus dikomunikasikan secara luas di semua level dan kebijakan sebaiknya ditinjau secara berkala. Menghilangkan bias gender di tempat kerja akan memberdayakan pria dan wanita di organisasi Anda untuk memberi input lebih sering dan menumbuhkan komunikasi yang lebih luas di seluruh angkatan kerja.
 
Dengan merangkul kesetaraan dan keragaman di tempat kerja saat ini, menjadi perusahaan yang mendukung dan peduli tentang keberhasilan staf sangatlah penting; inisiatif ini adalah pendorong utama bagi organisasi Anda untuk membangun reputasi, menarik talent terbaik, meningkatkan retensi, menciptakan tenaga kerja yang lebih dinamis dan inovatif.

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro