Bisnis.com, JAKARTA – Dunia fesyen diguncang kabar kematian desainer kenamaan Kate Spade, yang diduga bunuh diri di kediamannya di Park Avenue pada Selasa (5/6/2018) waktu setempat.
Spade ditemukan dengan posisi tergantung oleh pengurus rumah tangganya, seperti dilaporkan The New York Times. Pengurus rumah tangga segera menghubungi pihak otoritas setempat dan Spade dinyatakan tewas di tempat kejadian pada pukul 10.26 pagi.
Pihak kepolisian menegaskan bahwa Spade telah meninggalkan surat, meski tidak mengungkapkan apa isinya. Suami sekaligus rekan bisnisnya, Andy Spade, dinyatakan berada di lokasi kejadian pada saat itu.
Kepala detektif NYPD Dermot Shea mengatakan bahwa sementara para penyelidik masih melakukan penyelidikan, bukti-bukti yang ada saat ini termasuk keadaan tempat kejadian dan keberadaan memo itu menunjukkan bunuh diri yang tragis.
Masih belum dapat dipastikan berapa lama Spade telah meninggal. Pemeriksa medis diinformasikan akan melakukan otopsi.
“Kami semua hancur oleh tragedi hari ini,” ujar pihak keluarga dalam sebuah pernyataan melalui seorang juru bicara, seperti dikutip dari CBS News.
“Kami sangat mencintai Kate dan akan sangat merindukannya. Kami meminta agar privasi kami dihormati saat kami berduka selama waktu yang sangat sulit ini.”
Kelly Cutrone, seorang penerbit fesyen mendunia yang secara pribadi mengenal Spade, memperlihatkan duka mendalam ketika mendengar kabar ini.
“Saya sangat sedih mendengarnya. Sangat menyedihkan. Saya melihatnya dua bulan lalu. Dia baik-baik saja meski semua orang juga demikian. Kabar ini menyedihkan. Terutama untuk anak-anaknya. Duka cita yang mendalam untuk keluarganya,” ujar Cutrone, seperti dikutip dari The Daily Beast.
Kematian Kate Spade akibat bunuh diri adalah kejadian tragis terbaru yang dilakukan perancang busana kenamaan. Sejak 2010, tercatat dua desainer ternama lainnya telah bunuh diri dengan cara yang sama, yakni Alexander McQueen pada 2010 dan L'Wren Scott pada 2014.
McQueen ditemukan tewas tergantung di apartemennya di London, tepat sebelum acara peragaan busana internasional dimulai.
Lebih lanjut, Cutrone memuji pengaruh Spade pada industri fesyen. Dia menyebut Spade sebagai versi wanita Ralph Lauren dan membawa kembali era Americana ke dalam dunia fesyen.
“Industri ini endemik dengan bunuh diri, kebangkrutan, depresi, dan kecanduan. Banyak orang di industri fesyen mengalami kesulitan. Proporsinya sangat tinggi,” tambahnya.
Celebrity Stylist Phillip Bloch, yang telah mengenal Spade selama beberapa dekade, mengungkapkan kekecewaan atas bagaimana tekanan industri fesyen tampaknya memperburuk perjuangan pribadi individu yang terlibat.
“Ada banyak tekanan pada orang untuk menjadi relevan ... Ritel adalah bencana. Penjualannya buruk. Tidak ada loyalitas dan itu sangat bergolak. Semua orang mencintaimu kemarin, tetapi hari ini mereka tidak menyukaimu dan besok siapa yang tahu?” tuturnya.
“Kita hidup di dunia yang dangkal dan tak nyata, tapi tidak ada yang benar-benar mendengar apa yang Kate katakan kepada mereka saat dia benar-benar depresi,” lanjutnya.
Menurut Bolch, industri ini minim rasa empati dan respek yang sesungguhnya.
“Tidak ada tempat yang lebih sepi daripada posisi puncak. Selalu ada surut. Saya pikir kita akan melihat lebih banyak lagi kondisi ini.”