Pasangan terbaik: Bungsu
Pasangan terburuk: Sulung
Berdasarkan studi Walter Toman, profesor psikologi klinis di Jerman, dari 3.000 keluarga, ada peluang besar pernikahan sukses saat seseorang yang lahir sebagai anak sulung punya pasangan yang merupakan anak bungsu. Menurut Leman, ini disebabkan ketertarikan pada hal yang berlawanan.
Anak sulung bisa mengajari si bungsu hal-hal kecil tentang manajemen, sementara si bungsu bisa membuat suasana tetap ringan dan mengingatkan si sulung agar tidak menjalani semuanya serba serius.
Menurut studi, pasangan yang paling cocok adalah perempuan yang lahir sebagai anak sulung dengan pria yang lahir sebagai bungsu karena mereka butuh keharmonisan satu sama lain.
Sesama sulung bisa memicu pertengkaran karena sama-sama perfeksionis dan ingin melakukan semua sesuai keinginan mereka masing-masing, jadi semua tergantung pada kontrol diri tiap orang.
Tapi, jangan khawatir bila Anda dan pasangan sama-sama anak pertama. Contohnya adalah Hillary dan Bill Clinton yang juga sesama sulung, mereka sudah menikah selama 41 tahun.
Untuk mencegah pertengkaran, Leman menulis bahwa setiap orang harus mencoba menahan diri dan berhenti mengkritik. Penting juga untuk berbagi tugas, misalnya siapa yang harus bayar tagihan listrik atau siapa yang harus belanja.
Pasangan sulung - anak tengah bisa membingungkan bagi anak pertama, sebab anak tengah bisa jadi tertutup dan kurang baik mengekspresikan perasaan mereka.
Pasangan sulung - anak tengah harus belajar terbuka satu sama lain, dan si sulung harus mendorong anak tengah untuk berpendapat dengan pertanyaan seperti, “Bagaimana menurut kamu?” atau “Bilang padaku apa yang kamu rasakan.”