Ilustrasi/Fournier
Fashion

Mengatasi Back-to-Work Blues Pascalibur Panjang

Wike Dita Herlinda
Minggu, 17 Juli 2016 - 19:45
Bagikan

Bisnislcom, JAKARTA- Sebagian besar masyarakat Indonesia baru saja menikmati pekan libur perayaan Idulfitri. Bahkan, mungkin ada yang masih menikmati cutinya saat ini. Sayangnya, bagi sebagian orang, libur panjang justru membuat mereka ‘malas’ kembali ke rutinitas normal.

Pada hari-hari awal masuk kerja pascaliburan panjang, banyak pegawai yang merasa kurang bersemangat menghadapi kembali tumpukan pekerjaannya. Gejala-gejala demotivasi tersebut dikenal juga dengan istilahpost-holiday syndrome atau back-to-work blues.

Nah, jika Anda termasuk orang yang mengalami gejala-gejala ‘malas kembali bekerja’ tersebut, ada beberapa trik sederhana untuk menyegarkan semangat dan memulihkan mood bekerja setelah liburan panjang.

Dari kacamata psikologis, keengganan untuk kembali kepada rutinitas normal pascaliburan kebanyakan dipicu oleh bayangan-bayangan negatif yang merasuki pikiran seseorang. Pikiran negatif tersebut akan menimbulkan rasa jengah dan ‘malas’ pergi ke kantor.

Ada beberapa hal sederhana yang dapat dilakukan untuk memulai hari pertama kerja setelah liburan dengan pikiran positif. Misalnya dengan mengubah wallpaper pada layar komputer kerja atau ponsel dengan gambar-gambar yang menyenangkan suasana hati.

 

Bisa juga dengan menata ulang meja kerja atau mendekorasinya dengan nuansa serta suasana baru yang lebih ceria, sehingga pikiran akan terpicu untuk melakukan penyegaran dengan sendirinya.  

 

Menurut psikolog kenamaan Meredith Fuller, hari pertama kerja setelah libur panjang sebaiknya diisi dengan kegiatan yang lebih santai. Hal ini berguna untuk memberikan waktu transisi dari mood liburan ke moodbekerja.

“Pada hari pertama masuk kerja, jangan memaksakan diri untuk terburu-buru menyelesaikan tugas-tugas yang tertunda [selama liburan]. Bekerja full time pada hari pertama akan membuat Anda malas, bosan, dan tidak bersemangat,” tutur terapis asal Australia itu.

Meskipun disarankan untuk bekerja lebih santai pada hari pertama, bukan berarti Anda harus mengendorkan konsentrasi dan menjadi tidak teliti karena ingin cepat-cepat pulang ke rumah. “Sebab hal itu justru akan mengendorkan semangat kerja.”

Cara sederhana selanjutnya adalah memulai hari dengan senyuman. Berikan aura positif kepada rekan-rekan kerja dengan wajah sumringah. Jangan lupa untuk berbagi cerita dengan rekan sejawat mengenai pengalaman selama liburan agar suasana menghangat.

Suasana kerja yang hangat dan hubungan yang cair dengan rekan kerja akan membangkitkan semangat pascaliburan. Sebaliknya, pikiran negatif bahwa Anda akan kembali bertemu rekan kerja yang tidak disukai hanya akan meredupkan gairah bekerja.

Meredith menambahkan hal lain yang bisa dilakukan adalah meredam sikap impulsif pada hari pertama kerja. Sangat disarankan untuk tidak membuat keputusan besar yang dapat memengaruhi semangat di kantor.

Hindari potensi konflik dengan keluarga atau rekan kerja, atau keputusan signifikan seperti memutuskan/menandatangani kontrak maupun membuat acara besar di kantor. Ada baiknya, pekan pertama kerja diisi dengan kegiatan kreatif yang lebih rileks.

Hal terakhir yang tidak kalah penting untuk membangkitkan mood bekerja adalah menjaga pola makan sehat. Meredith menjelaskan, selama libur panjang pikiran seseorang berada dalam mode off atau bebas dari pikiran-pikiran ‘berat’.

 

“Saat kembali bekerja, tubuh akan dipaksa kembali ke mode on. Rasanya seperti dibangunkan dari tidur panjang. Nah, untuk kembali ke mode aktif itu dibutuhkan energi lebih. Itulah mengapa pola makan yang baik harus dijaga setelah masuk kerja,” katanya.

 

JAGA KESEHATAN

 

Permasalahannya, kebanyakan orang Indonesia ‘lupa’ untuk bertanggungjawab menjaga pola makannya selama libur Idulfitri. Makanan khas yang bersantan, berlemak, dan manis banyak dikonsumsi berlebihan sebagai bagian dari euforia lebaran.

 

Tanpa disadari, pola makan yang tidak terkendali selama libur panjang hanya akan menumpuk penyakit di dalam tubuh. Pada akhirnya, tubuh akan terasa lemas dan tidak bersemangat ketika dipaksa kembali bekerja.

 

Menurut dokter mitra Konsula, Abet Sukoco Prasetyo, di Indonesia terdapat tren tahunan kemunculan berbagai penyakit usai lebaran. Penyakit tersebut antara lain kolesterol tinggi, kelebihan berat badan, dan diare.

 

Oleh karena itu, seusai libur panjang ada baiknya melakukan cek kadar kolesterol untuk mengetahui perbandingan kadar kolesterol baik alias high-density lipoprotein (HDL) dan kolesterol jahat alias low-density lipoprotein (LDL).

 

“Perbandingan HDL dan LDL harus diperhatikan, terutama setelah lebaran. Misalkan, kadar HDL 20 mg/dl dan LDL 160 mg/dl. Maka hasil perbandingannya adalah 1:8. Ini jelas tidak sehat karena kadar LDL yang tinggi bisa memicu risiko serangan jantung,” ujarnya.

 

Abet menambahkan sebelum melakukan pemeriksaan kolesterol dengan cek darah, berpuasalah selama 10 hingga 12 jam agar hasilnya lebih akurat. “Selama puasa ini, Anda masih boleh minum air putih.”

 

Lebih lanjut dia menjelaskan pada dasarnya Ramadan adalah bulan yang dipenuhi aktivitas sehat karena organ tubuh berada pada posisi rileks. Itu merupakan kesempatan bagi organ tubuh untuk memperbarui sel-selnya.

 

“Jangan sampai periode sehat tersebut lenyap dalam sekejap akibat ketidakmampuan mengendalikan asupan makanan. Jika Anda jatuh sakit setelah liburan, dan tidak bisa kembali bekerja, pertimbangkan siapa saja yang akan dirugikan?!”

 

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro