Bisnis.com, JAKARTA -- Guru Besar Fakultas Psikologi Unika Atmajaya, Prof Irwanto mengatakan bahwa pemberitaan di media massa maupun media elektronik sangat mempengaruhi sikap publik.
Irwanto memaparkan bahwa sebagian besar kasus kejahatan pada anak adalah kekerasan seksual, padahal jika ditelisik kasus kekerasan fisik pada anak jauh lebih banyak yaitu sebanyak 25% dibandingkan kasus kekerasan seksual yang hanya 2,6%.
"Kekerasan seksual banyak di ekspose karena menarik. Padahal jumlah kasusnya tidak seberapa jika dibanding kekerasan fisik," papar Irwanto dalam diskusi di Kampus Unika Atmajaya, Jakarta, Kamis (23/7/2015).
Menurut Irwanto, media di Indonesia lebih cenderung mempublikasikan berita buruk dibandingkan berita baik sangat mempengaruhi psikologis anak yang dapat mengakses berita dari berbagai media. Hal ini pun dapat meningkatkan kasus kekerasan yang dilakukan oleh anak.
"Media kita itu lebih senang menghadirkan bad news karena menarik. Jarang sekali memberitakan sisi positif dari banyaknya laporan kekerasan pada anak misalnya," ungkapnya.
Menurutnya, berita baik yang mengangkat sisi lain dari kasus kekerasan yang sangat marak diberitakan dapat memberi dampak positif kepada anak.
"Pemberitaan di media yang terlalu vulgar dengan menampilkan adegan reka ulang kejadian kekerasan justru membuat anak semakin takut atau sebaliknya anak justru mencontoh tindakan tersebut," ujarnya.