Bisnis.com, JAKARTA--Bagi warga Jakarta, siapa tak kenal dengan Kepulauan Seribu? Gugusan kepulauan yang terletak di utara ibukota ini terkenal dengan keindahan pantai dan kekayaan bawah laut di beberapa pulaunya.
Salah satunya ialah Pulau Untung Jawa. Tak seperti pulau lain yang memiliki pantai dengan pasir putih dan bersihnya pantai. Pantai ini justru terkesan kotor karena banyaknya sampah dan airnya pun kecoklatan.
Mungkin, karena lokasinya yang menghadap langsung ke ibukota. Padahal, bila dikelola dengan baik, pulau ini bisa menjadi alternatif wisata murah dan dekat bagi warga ibukota.
Ada beberapa pintu untuk menuju ke pulau ini, Ancol, Muara Angke dan Tanjung Pasir. Penulis berkesempatan mengunjungi pulau ini dalam acara Costumer Service Responsibility PT. Nusantara Regas yang bekerja sama dengan Dompet Dhuafa, Sabtu, (7/12/2013).
Jalur yang dipilih ialah melalui Tanjung Pasir. Jalur memang mudah, hanya menuju ke Bandara Cengkareng, kemudian berlanjut ke Teluk Naga. Namun rintangannya, Anda akan dihadapkan dengan kemacetan dan buruknya kondisi jalan menuju pelabuhan Tanjung Pasir, Tangerang.
Sampai di pelabuhan, Anda harus merogoh kocek Rp25.000 tiap mobil, ditambah dengan Rp20.000 untuk menyebrang menggunakan perahu motor. Perjalanan dari Tanjung Pasir ke dermaga Pulau Untung Jawa memakan waktu kurang lebih 30 menit.
Memasuki pulau, penulis sempat kecewa. Tak seperti pulau lain yang pernah penulis kunjungi. Sampah bertebaran di pantai. Bahkan, ketika berjalan dari dermaga menuju pulau, di sebelah timur, Anda akan disuguhkan tumpukan sampah.
"Tempat Pembuangan Akhir [TPA] tidak ada," kata Mutadhi, Ketua RW 01. Selama ini, mereka mengelola sampah dengan cara dibakar dan ditimbun. Ia memaparkan lokasi penimbunan berada di sisi tenggara dan barat daya pulau. Menurutnya, perbedaan status tanah, membuat mereka sulit untuk mengelola sampah.
Di bagian selatan pulau, terbagi akan dua wilayah. Wilayah timur merupakan tanah warga bersertifikat. Wilayah ini yang memudahkan warga untuk mengelolanya. Namun, di bagian barat, merupakan tanah kehutanan.
Menurut Mutadhi, kebanyakan pengunjung menuju lokasi wilayah barat. Pasalnya, selain di wilayah ini terdapat Pujasera, dari lokasi ini pengunjung disuguhkan hutan mangrove di sebelah utara. Bila tak capai, cobalah untuk menembus hutan mangrove untuk melihat keindahan alam di utara pulau Untung Jawa.
Selain itu, bila Anda ingin mencoba berwisata air, juga ada bermacam permainan seperti banana boat dan speed boat. Hanya saja, agar murah, Anda perlu bergabung dengan rombongan lain, atau dari awal memang sudah bersama rombongan.
Warga pulau ini, dulunya terbagi atas 2 lingkup kerja, 80% nelayan dan 20% berjualan. Namun kini, sektor industri pariwisata memiliki potensi lebih besar, sehingga demografi berubah 50% dibanding 50%.
Mutadhi memaparkan pada hari biasa, dalam 1 hari rata-rata pengunjung mencapai 500 orang. Namun, ketika libur lebaran, pengunjung pulau ini bisa mencapai 43.000 orang. Mutadhi mengatakan lebaran tahun lalu, pengunjung dikenakan retribusi Rp3.000. Dana retribusi ini dialokasikan untuk membayar petugas kebersihan dari warga, sisanya kemudian digunakan untuk mengelola masjid.
Dia mengharapkan agar ada perhatian lebih dari dinas terkait. Ia menginginkan agar dari pihak pemerintah, menyediakan personel khusus untuk menangani kebersihan pantai.